
(Damai di Dunia Damai Untuk Semua)
Setiap umat Islam meyakini, bahwa Islam adalah agama yang terakhir . Islam juga mengakui nabi-nabi sebelum Muhammad saw serta agama-agama yang diturunkan melalui nabi-nabi itu. Keberagaman agama, dengan demikian merupakan keadaan yang hadir disaat kehadiran Islam itu sendiri. Karena itu didalam Islam, adanya keberagaman agama dan golongan telah dengan jelas dan tegas diatur bahwa di dalam Al-Qur’an.
Didalam surat Al-Hujarat, ayat 13, Allah swt berfirman :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan kami menjadikan kamu beberapa bangsa dan beberapa suku-bangsa, supaya kamu saling kenal mengenal satu sama lain”.
Dari firman Allah swt didalam Al-Quran itu jelas, bahwa asal usul manusia sesungguhnya dari laki-laki dan perempuan, yaitu Adam dan Hawa. Apabila kita menyadari kenyataan ini, maka sesama manusia sesungguhnya adalah bersaudara. Selain dari itu, didalam Islam juga diajarkan pengakuan terhadap nabi-nabi dan agama-agama sebelum Islam dan karena itu, sebagai umat Islam, kita juga harus menghargai agama-agama sebelum Islam, yang dibawa oleh nabi-nabi itu. Karena itu Allah swt juga berfirman didalam Surat Al Kafirun, ayat 6 :
“Untuk kamu adalah agamamu dan untuk aku adalah agamaku.”Firman Allah swt menegaskan, bahwa didalam beragama, tidak ada paksaan. Keberagaman beragama, dan keberagaman bangsa dan suku bangsa dan bahkan bahasa dan warna kulit, bukan halangan untuk saling bersilaturahmi.
Allah swt berfirman, didalam surat Ar-Rum, 22 :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlainan “bahasamu” dan “warna kulitmu”. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”
Ayat-ayat itu, apabila dapat dipahami dengan baik, sudah tentu akan melahirkan sikap untuk saling harga menghargai, baik berdasarkan perbedaan agama, warna kulit, bangsa dan suku bangsa maupun perbedaan bahasa. Namun hal itu sudah tentu membutuhkan proses panjang, ketika pemahaman seprti itu sudah menyatu menjadi perilaku manusia dalam wujud budi pekerti yang luhur. Dalam kaitan ini, Nabi Muhammad juga sangat menghargai umatnya yang berbudi pekerti luhur seperti itu.
Dari riwayat Attirmidzi-Jabir r.a, Nabi Muhammah saw bersabda :
Sesungguhnya orang yang sangat saya kasihi dan terdekat padaku di hari kiamat adalah yang terbaik budi pekertinya. Dan orang yang saya sangat benci dan terjauhi dari padaku pada hari kiamat yaitu orang yang banyak bicara, sombong dalam pembicaraannya dan berlagak menunjukkan kepandaiannya.”Mengapa budi pekerti yang menjadi pusat perhatian nabi Muhammad saw????????. Kebaikan budi pekerti, ternyata memeng menjadi tugas Nabi Muhammad saw yang utama, sebagaimana sabdanya :
“ sesungguhnya, aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia “(hadist, riwayat Bukhari, Hakim dan Baihaki).
Bagaimana wujud budi pekerti yang luhur itu ??????
Ada beberapa petunjuk sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta idzin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik, agar kamu selalu ingat” (Al-Qur’an, surat An-Nur, ayat 27)
Selanjutnya, Ari Abu Dawud : Abu Ummah Al Bahuli r.a : Rasulullah saw baersabda :
“Saya dapat menjamin suatu rumah di kebun surga untuk orang yang meninggalkan perdebatan, meskipun ia benar. Dan menjamin suatu rumah dipertengahan surga bagi orang yang tidak berdusta, mekipun bergurau. Dan menjamin suatu rumah dibahagian yang tinggi dari surga bagi orang yang baik budi pekertinya “
Membentuk budi pekerti yang luhur itu, yang menjadi tugas Nabi Muhammad saw diutus dimuka bumi, sudah tentu akan bermanfaat bagi seluruh manusiaDan tidaklah kami mengutus engkau ya Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (Al-Quran surat Ambiya 107)
Petunjuk Nabi Muhammad saw didalam muwujudkan budi pekerti yang luhur, sebenarnya sangat rinci, termasuk hubungan antar manusia yang paling mendasar, yaitu untuk menegakkan tali bersilaturahmi dan bahkan bertetangga.
Hadist Nabi Muhammad saw mengatakan :
“Hai segenap manusia, sebarkanlah salam, sedekahkanlah makanan dan sambunglah tali persaudaraan (silaturrahmi) serta shalatlah dikala manusia tidur di kegelapan malam, niscaya kamu masuk surge dengan penuh kesejahteraan” (HR At Tarmidzi)
Akulah “arracham”. Dari namaku ini terambil kata “rahim,rahmi, kerabat”. Barang siapa yang menyambungnya (bersilaturrahmi) Aku akan sambung dia, barang siapa yang memutuskannya, Aku akan putus (hubunganku) dengan dia. Dan barang siapa menegakkannya (tali kerabat) akan Aku tegakkanlah dia. Sesungguhnya rahmatku telah mendahului murkaku. (R Achmad Al Bukhari, Abu Daud, Attirmidzi,Ibnu Hibban, Al Hakim dan Al Baihaqi)
Melalui budi pekerti yang luhur, niscaya umat Islam akan memberi manfaat bagi lingkungannya, bagi tetangganya dan bagi seluru umat manusia, Kehadiran Islam, dengan demikian merupakan rahmat bagi seluh umat manusia, “Islam adalah rahmat bagi seluruh umat manusia”. Manusia yang berbudi luhur, niscaya akan dapat memberi manfaat bagi seluruh masyarakat di sekitarnya tanpa memandang identitasnya. Islam tidak hanya bermanfaat bagi umat islam, tatapi juga bagi umat yang lain, melalui sikap umatnya yang berbudi pekerti luhur seperti itu. Prinsip non- diskriminatif dalam Islam ini, sudah tentu akan mampu membangun masyarakat yang damai,oleh karena segala perbedaan yang ada pada umat manusia, dalam pandangan Islam, merupakan rahmat dari Allah swt sebagaimana yang telah dikemukanan pada ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist Nabi Muhammad saw sebagaimana yang dikemukakan diatas………..
wah mantrap....lanjutkan..like this bgt
BalasHapusBukan mengakui semua agama benar, tapi yg di ajarkan islam itu tasamuh (toleransi), karna agama yg baik d sisi Allah hanyalah islam (alquran) kehadiran islam adalah mengganti agama" sebelum islam. Umat berarti golongan yang tdak terbatas dengan waktu dan tempat, sedangkan yg namanya kaum adalah terbatas dengan waktu dan tempat, contoh kaum Yahudi adala kaumnya nabi musa, dan nasrani kaumnya nabi isa, sedangkan untuk kaum" yg sekarang sdah melenceng jauh dari ajaran agama nabi nabinya, karna ajaran nabi" yg terdahulu ada dalam alqur'an dan d sempurnakan olehnya, sdangkan kaum" tersebut enggan untuk mempercayainya, wallahu musta'an.. Isnya Allah
BalasHapus